Pembangunan ekonomi di Indonesia sudah menunjukan hasil yang masif dewasa ini. Hal tersebut salah satunya ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang didorong perkembangan dalam kebijakan pemerintahan, pemanfaatan yang efektif dalam sumber daya alam, serta pertumbuhan angkatan kerja yang didominasi oleh angkatan muda (Elias & Noone, 2016). Bagaimanapun, pertumbuhan ekonomi tidak selalu diikuti oleh peningkatan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Kondisi tersebut karena hasil dari pertumbuhan kadang tidak terbagi secara merata, baik antar individu dan antar wilayah.
Hasil dari pertumbuhan yang tidak merata tersebut menghasilkan ketimpangan pendapatan yang cukup memprihatinkan di Indonesia. Berdasarkan Badan Pusat Statistik tahun 2018, koefisien gini sebagai pengukur ketimpangan pendapatan masih dalam kondisi yang buruk. Tahun 2014, koefisien gini Indonesia menyentuh angka 0,406 dan hal tersebut meningkat hingga pada tahun 2016 mencapai angka 0,408. Meski pada tahun 2017 dan 2018 koefisien gini menunjukkan tren yang menurun, angka tersebut masih terbilang tinggi karena berada diatas 0,390. Hal ini menjelaskan bahwa perekonomian yang meningkat tidak serta-merta dapat menyelesaikan permasalahan perbedaan kondisi ekonomi dan sosial yang ada di masyarakat.